Tuesday, November 24, 2015

Daytona Diserbu Lebih dari 300 Pemodifikasi Roda Dua

 

Mulai besok (9/3) sampai 11 Maret 2011 bertempat di Ocean Center Daytona Beach berlangsung kompetisi "Ultimate Builder Custom Bike" (UBCB), semacam ajang modifikasi sepeda motor se-Amerika Serikat. Lomba ini menampilkan para pemenang dari rangkaian kejuaraan sebelumnya yang jumlahnya mencapai ratusan.

UBCB ini melombakan tiga kelas, yakni kelas bebas, modifikasi Harley, dan performa modifikasi, memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 790 juta. Selain itu, pemenang akan dipotret beserta karyanya di studio berlokasi di pameran. Setiap juara di kelasnya berhak mengantongi uang lebih dari Rp 52 juta.

Sistem penilaiannya dilakukan juri dari para peserta sendiri dengan menentukan lima pemenang. Selain itu juga ada lima pemenang pilihan penonton.

Sebelum dilangsungkan UBCB, rangkaian kompetisi modifikasi sudah berjalan dari New York sampai California. Lebih dari 300 pemodifikasi akan unjuk karya hebat mereka, mulai besok di Ocean Center Daytona.

Bali Modified Show Sukses Digelar

 

Bali Modified Show, event modifikasi yang digarap oleh PT Signal Group Indonesia, sukses digelar akhir pekan lalu, 21-22 November 2015, di Sanur Hobby Centre, Bali.

Ajang adu kreativitas modifikator Tanah Air di Pulau Dewata ini mendapat perhatian dan animo yang baik. Terlihat dari banyaknya dari para peserta, modifikator, rumah modifikasi dan pecinta modifikasi.

“Antuasisme Pulau Bali sungguh luar biasa, dan kualitas modifikasinya memiliki kualitas kelas Dunia” ujar Andre Mulyadi, CEO PT Signal Group Indonesia yang merupakan pencetus Modified Show Series, dalam keterangan resminya.

Bali Modified Show merupakan series roadshow, kota berikutnya yang akan disambangi oleh Modified Show adalah Makassar pada tanggal 27-28 November 2015 berbarengan dengan diselenggarakannya pameran otomotif di Makassar.

 Sedangkan untuk Autolive Roadshow, Kelas Pioneer Red Squad dimenangkan oleh Toyota Yaris milik Veegos yang menggunakan Sub, Power, Speaker, Head Unit bahkan hingga ke alat DJ dengan full line up Pioneer berhasil  mengatasi Toyota FT86 (RX Auto) – Baim dan Suzuki Swift (RX Auto)

Kelas Autovision LightUp dimana adu kreasi modifikasi lampu otomotif ternama Autovision, berhasil digarap apik dan dimenangkan oleh Honda Jazz milik Gung Esa dari Club Thaxton, dengan menggungguli beberapa mobil terbaik di kota Bali.

Kelas Autovision Ambassador adalah kelas paling bergengsi pada Autolive Roadshow yaitu “Best of Best Autolive” diraih oleh Thaxton dengan BMW E46 yang dimodifikasi secara “Clean’Proper and Function” sehingga mencuri perhatian juri dan panitia, selain mendapatkan piala yang unik, pemilik BMW tersebut mendapatkan voucher ban dari GT Radial.

Mustang Funcreative Award, ajang adu kreatifitas bagi pengguna synthetic leather merk Mustang yang hadir perdana di Bali menggebrak, mobil Honda Jazz Gung Esa berkolaborasi dengan Demaster Bali menjadi yang terbaik.

Jazz tersebut melakukan modifikasi total dengan balutan leather mustang dengan beberapa pattern tekno serta kursi carbon leather yang menggunakan teknologi nirkabel dipadukan motorize sehingga bisa menyambut penumpang yang masuk ke kabin, Team Erci Community menyabet gelar kedua serta berhasil menjadi Favorite di Social Media.

Selain para peserta kontes, hadir pula mobil Renault Duster, SUV yang merupakan pemecah rekor MURI. Duster tersebut menarik perhatian pengunjung serta para modifikator Bali dan sekitarnya. Bahkan banyak dari mereka yang mengabadikan foto bersama mobil tersebut.

Autolive 2015 merupakan kerjasama sinergi yang didukung oleh Renault Indonesia, Pioneer, Autovision Lightning dan GT Radial.

Casey Stoner Resmi Kembali ke Ducati

 

Kembalinya Casey Stoner ke Ducati bukan lagi isapan jempol belaka. Sebab, kontraknya dengan tim Repsol Honda sebagai pebalap penguji sudah berakhir. Artinya, Stoner terbuka kembali ke Ducati pada MotoGP musim 2016 dan sudah mendapat kepastian langsung dari pebalap Australia ini.

"Saya memiliki perjalanan yang cukup panjang dengan HRC selama lima tahun terakhir. Menjadi juara dunia pada 2011 merupakan momen terbaik dan saya sudah berteman dengan banyak orang dan membentuk ikatan hubungan yang baik," ucap Stoner seperti dilansir laman Crash.Net, Selasa (24/11/2015).

Kembali ke Ducati membuat pebalap asal Australia ini tersenyum lebar. Menurut dia, 2016 akan menjadi tahun kebanggaannya karena bisa menjadi pebalap penguji serta brand ambassador Ducati.
"Gigi Dall'Igna (GM Ducati) telah membawa sebuah pendekatan baru dan saya sudah menantikan untuk membantu tim Ducati musim depan," katanya. CEO Ducati Claudio Domenicali menambahkan, dia begitu senang bisa membawa Stoner kembali ke Ducati. Stoner akan tetap berada di hati penggemarnya.

"Stoner memiliki bakat yang luar biasa dan pengalamannya itu mampu memberikan kontribusi penting bagi tim Ducati pada MotoGP 2016," ujar Domenicali. Sepanjang membela Ducati periode 2007-2010, Stoner sudah mengukir kemenangan 23 kali dan satu gelar juara dunia, yakni pada MotoGP 2007.

Sunday, November 22, 2015

Rebutan Juara Dunia MotoGP 2015, Valentino Rossi Bukan Tercepat Tapi Kuat

 

Rebutan Juara Dunia MotoGP 2015 antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang sama-sama membela tim Movistar Yamaha nampaknya akan semakin memanas. Pada balapan di sirkuit Misano beberapa waktu lalu, Valentino Rossi kali pertama gagal meraih podium. Meski begitu, Valentino Rossi masih unggul di puncak klasemen semetara dengan raihan 247 poin.

Nasib sial justru melanda Jorge Lorenzo waktu membalap di Misano, Italia. Jorge Lorenzo harus terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan usai menganti motornya di pitstop. Meski begitu selisih poin antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo tidaklah banyak hanya 23 poin.

Beberapa pengamat menilai bahwa selisih 23 poin tersebut belum bisa menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemegang gelar juara dunia. Semua kondisi bisa saja berubah bila saja Lorenzo tidak melakukan kesalahan sedikitpun dan mampu selalu finis di depan Valentino Rossi dengan sisa balapan di musim MotoGP 2015 kali ini.

Menanggapi pertarungannya dengan sang tandem Valentino Rossi, Jorge Lorenzo pun mengakui bahwa segala hal dengan selisih 23 poin bisa saja terjadi. Dirinya mengaku akan tampil sebaik mungkin untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Namun, Lorenzo sendiri juga mengakui bahwa pada dasarnya, Valentino Rossi bukanlah pembalap tercepat namun segudang pengalaman yang dimilikinya membuatnya begitu sangat kuat.

“Saya rasa semuanya bisa berubah dengan selisih poin yang tidak begitu banyak. Saya harus berusaha tampil sebaik mungkin dan menghindari kesalahan. Tetapi, mengalahkan Valentino Rossi bukanlah hal yang mudah. Dia bukanlah pembalap tercepat, tetapi segudang pengalaman yang dimilikinya membuatnya begitu sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan,” ungkap Jorge Lorenzo.

Yamaha Lagi-Lagi Meluncurkan Produk Barunya MT-10 Merapat ke Indonesia

 

Yamaha Motor Corporation baru saja menggoda penggemar kecepatan dengan MT-10, versi telanjang dari YZF-R1, di EICMA, Milan, 18-22 November 2015. Jika R1 saja sudah dijual di Indonesia, akankah MT-10 juga?

Mohammad Masykur, Asisten GM Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memastikan bahwa MT-10 juga akan datang ke Indonesia sebagai pilihan masyarakat di lini CBU. Namun, kedatangangannya tidak dalam waktu dekat.

"Paling cepat awal semester ke-2 tahun depan (2016), bahkan sampai akhir tahun. Di EICMA kan masih dipamerkan, penjualannya baru tahun depan," ujar Masykur di sela penyelenggaraan Indonesia Road Racing Championship (IRRC) di Sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan, Minggu (22/11/2015).

Masykur menjelaskan, setelah mulai dimasukkan ke Indonesia, MT-10 tentu harus melalui uji tipe yang memakan waktu sampai enam bulanan. Soal harga, Masykur belum bisa memastikan, karena masih jauh dengan waktu peluncuran.

MT-10 melengkapi deretan MT-Series yang sudah ada sebelumnya, mulai MT-125, MT-03, MT-07, hingga MT-09. Yamaha mengklaim MT-10 tetap bisa nyaman jika digeber di perkotaan karena sudah mengalami penyesuaian dibandingkan dengan R1 sebagai tipe sport.

Jika meluncur, MT-10 sudah ditunggu satu-satunya lawan yang juga sama-sama berstatus sebagai motor CBU tipe telanjang 1.000 cc, yakni Kawasaki Z1000.

Lorenzo Tidak Termasuk Sebagai Pembalap Tersukses di MotoGP



Selam gelaran MotoGP, tentu saja sudah mencatat berbagai rekor dan sejarah yang menjadi catatan tersendiri. Selain beberapa peristiwa dan rekor- yang tercipta, dari para pembalapnya sendiri juga menjadi sorotan. Selain Valentino Rossi, banyak pembalap yang dikatakan tersukses dalam ajang balap motor paling bergengsi tersebut.

*Giacomo Agostini
 Siapa yang tidak kenal dengan pembalap legenda yang satu ini. Agostini  telah berhasil meraih gelar juara dunia sebanyak 15 kali sepanjang karirnya yakni sejak 1964 – 1977. Pembalap yang saat ini berusia 73 tahun tersebut pernah 7 kali menjadi juara dunia kelas 350 cc dan 8 kali kelas 500 cc.

*Michael Doohan
Mick Doohan berhasil menjadi juara dunia sebanyak 5 kali di kelas 500cc selama karirnya yakni sejak 1989 – 1999 menjadikannya pembalap tersukses di MotoGP. Bahkan pembalap asal australia ini berhasil meraih podium pertama di Sentul pada 1996 silam.

*Mike Hailwood
Pembalap asal Inggris ini telah meraih 4 gelar di kelas 500cc, 2 gelar di 350cc dan 3 trofi di 350cc. Sebelum tutup usia di usia 40 tahun, pembalap yang mendapat julukan Mike Bike ini juga pernah menjajal balap Formula 1. Sayangnya, Mike belum pernah menang dari 50 balapan yang dijalaninya di ajang balap jet darat tersebut. 

*John Surtees
Pembalap yang juga berasal dari Inggris ini telah meraih 4 gelar juara dunia di kelas 500 cc dan 3 gelar di kelas 350cc saat masih aktif balapan tahun 1952 hingga 1960. Usai pensiun di MotoGP, pembalap yang kini berusia 81 tahun ini hijrah ke Formula 1 sejak 1960 – 1972. Surtees berhasil menjadi juara F1 pada 1964 dan selama karirnya berhasil naik podium sebanyak 24 kali dari 113 balapan.

*Kenny Roberts
Pembalap yang berkarir sebelum era Marc Marquez lahir yakni Kenny Roberts, telah menjadi juara kelas 500cc pada tahun 1978, 1979 dan 1980. Jika ditotal, Roberts balapan di dunia MotoGP sebanyak 60 kali. Pembalap yang saat ini berusia 63 tahun ini naik podium sebanyak 44 kali dan berhasil finis di posisi pertama sebanyak 24 kali.

*Marc Marquez
Siapa yang tidak kenal dengan nam pembalap yang satu ini. Apalagi pada gelaran MotoGP 2015 ini nama pemalap asal Spanyol ini disorot tajam terkait perseteruannya dengan Rossi. Meski demikian, Marquez yang saat ini baru berusia 22 tahun, sudah mengoleksi 4 gelar juara dunia yakni di MotoGP sebanyak dua kali, Moto2 sekali dan Moto3 sekali.

Saturday, November 21, 2015

Valentino Rossi Tak Bisa Bayangkan Jika Marquez Masih Memiliki Niat Yang Sama Dengan Lorenzo Di Musim 2016

 

Valentino Rossi Tak Bisa Bayangkan Jika Marc Marquez Masih Mempunyai Niat Yang Sama Dengan Jorge Lorenzo Di Musim 2016. Rupanya dampak psikoligis akibat tragedi itu masih menghantui Rossi. Secara pribadi, The Doctor ingin perseteruan yang mulai memanas pada GP Australia berakhir seiring rampungnya musim balap 2015.

Namun kenyataannya polemik tersebut malah membuat perpecahan di semua rider papan atas tersebut. Bahkan sampai saat ini saja Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo belum bisa bertegur sapa seperti biasanya, Valentino Rossi sangat terpukul sekali dengan hasil yang terjadi di pertandingan akhir musim tersebut.

Valentino Rossi bahkan sampai tak habis fikir jika Marc Marquez akan mengulangi hal yang sama di MotoGP musim 2016, Tentu saja jika hal itu bakal terulang lagi dapat di pastikan perseteruan ini akan berlanjut ke musim depan dan gelar juara dunia buat rossi juga kecil kemungkinan bisa di rebuit oleh Rossi kembali.

“Saya masih merasa takut dengan apa yang akan terjadi tahun depan. Dengan pembalap seperti Marquez, yang memutuskan tidak mengejar kemenangan dan membahayakan orang lain, saya tidak tahu kapan dan di mana akan berakhir,” kata Rossi seperti dilansir foxsport, Sabtu (21/11/2015).
Valentino Rossi sebelumnya juga pernah menyinggung hal ini kepada otoritas tertinggi MotoGP namun hal tersebut tidak mendapat respon positif dari petinggi MotoGP dan alhasil perpecahan di MotoGP terjadi.

Jorge Lorenzo Mengharapkan Valentino Rossi Cepat Pensiun

 

Jorge Lorenzo Inginkan Valentino Rossi Cepat Pensiun. Jorge Lorenzo selaku teman se tim Valentino Rossi menyampaikan pemndapatnya kepada Rossi yang menginginkan pembalap bernomor 46 itu segera pensiun, Agar pembalap muda lainnya bisa menggantika dirinya menjadi juara di setiap serinya dan Juara dunia MotoGP.

Menurut Jorge Lorenzo, Rossi merupakan pembalap yang sudah melegenda di ajang balap MotoGP, dan karena itu Jorge Lorenzo berharap agar Valentino Rossi cepat pensiun dan memberi peluang baru bagi pembalap muda lainnya yang mempunyai potensi yang sama dengan Valentino Rossi.

“Rossi adalah sosok juara. Saya pikir dia telah memberikan banyak hal untuk MotoGP. Sebaiknya dia pergi. Biarkan pembalap lain menggantikan perannya,” ujar Lorenzo.

MotoGP harus berterima kasih kepada Rossi. Berkat Rossi MotoGP bisa menjadi balapan motor paling bergengsi di dunia.”

Jorge Lorenzo juga memahami apa yang di lakukan Valentino Rossi terhadap MotoGP itu sanagt berperan penuh, Valentino Rossi mampu memberikanprestasi yang bagus sehingga mampu mendongkrak popularitas MotoGP hingga saat ini

“Rossi melakukan semuanya bukan karena ingin mendapat keuntungan dari balapan. Ia memang tertarik terhadap olahraga ini. Balapan motor kini menjadi olahraga populer berkat dirinya,” tambahnya. Seperti di ketahui hubungan kedua pembalap tersebut tengah di uji karena hasil balap MotoGP di Valencia yang di anggap Valentino Rossi kurang sportif karena kemenangan Jorge Lorenzo menurut Rossi tidak murni.

Real Madrid di Permalukan Barcelona di Kandangnya Sendiri



Barcelona pesta gol ke gawang Real Madrid pada El Clasico di Santiago Bernabeu, Sabtu (21/11/2015). Luis Suarez membuat dua gol, sedangkan Neymar dan Andres Iniesta masing-masing satu.

Tambahan tiga poin pada pekan ke-12 ini membuat Barca kian jauh dari kejaran Madrid karena sudah mengumpulkan total 30 poin. Sang juara bertahan La Liga ini unggul enam poin atas Los Blancos yang berada di urutan kedua dan terancam melorot jika Atletico Madrid dan Celta Vigo meraih  kemenangan. Meski tanpa Lionel Messi yang dicadangkan lantaran kondisinya belum terlalu fit pascacedera, Barca bermain sangat impresif. Terbukti, mereka langsung memberikan tekanan sejak peluit kick-off berbunyi.

Menit ketujuh Barcelona memperoleh peluang. Suarez melakukan backheel setelah menerima umpan dari sayap kiri, kepada Neymar. sayang, Neymar tak sempurna mengeksekusi bola karena meskipun tak mendapat pengawalan, tendangan Neymar di atas mistar gawang Navas. Madrid membalas pada menit kesembilan. Ronaldo melakukan penetrasi dari sektor kiri pertahanan Barca sebelum melepaskan umpan tarik ke mulut gawang. Bravo sangat sigap sehingga bisa menghalau bola. Beruntung, tak ada pemain Madrid yang merebound-nya.

Menit ke-11, Barca memecah kebuntuan. Suarez menjadi petaka Los Blancos karena setelah menerima umpan terobosan Sergi Roberto, yang memperdaya Luka Modric, penyerang asal Uruguay tersebut dengan jeli melepaskan tendangan kaki kanan ke pojok kanan bawah gawang tuan rumah. 1-0 untuk The Catalans. Barca kian menggila untuk membombardir pertahanan Madrid. Pada menit ke-13, Suarez berhasil melewati hadangan pemain Madrid di sektor tengah, sebelum mengirim terobosan kepada Neymar. Tetapi Varane dan Ramos bisa mengunci Neymar, sehingga dia tak bisa melaju kencang mengejar bola yang akhirnya dihalau Navas.

Menit ke-25, giliran Sergi Roberto yang mendapatkan peluang membuat gol. Di dalam kotak penalti, pemain 23 tahun tersebut menerima umpan Ivan Rakitic dan berada dalam posisi cukup bagus melepaskan tembakan. Sayang, eksekusi Sergi tak sempurna sehingga bola melenceng di atas mistar.

Barca benar-benar di atas angin karena pada menit ke-40 mereka menggandakan keunggulan. Neymar tak membuang peluang manisnya ketika menerima umpan terobosan Andres Iniesta. Bola sontekan kaki kirinya ketika tinggal berhadapan dengan Navas tak bisa dihalau.

Pada injury time, lagi-lagi duet Neymar dan Suarez menebar ancaman. Hanya dengan dua orang ini, Barca membuat barisan Madrid kocar-kacir karena umpan tarik Neymar yang tinggal berhadapan dengan Bravo membuat Suarez memiliki kesempatan melepaskan tendangan ke gawang yang tak terkawal lagi. Beruntung bagi Madrid karena Marcelo berada dalam posisi yang tepat untuk menyundul bola sehingga hanya melahirkan tendangan pojok. Ini adalah peluang terakhir Barca sebelum turun minum. Dengan demikian, skor tetap 2-0 pada akhir babak pertama.

Pada awal babak kedua, Madrid "mengamuk" sehingga bisa memperoleh dua peluang dalam kurun waktu satu menit. Sayang, tendangan Marcelo dari dalam kotak penalti pada menit ke-48 masih melebar, sedangkan eksekusi James Rodriguez dari luar kotak penalti semenit kemudian masih bisa ditepis Bravo. Namun setelah itu, Barca bisa mengendalikan situasi. Bahkan, sebuah serangan balik pada menit ke-51 memaksa Ramos melanggar Sergi di depan kotak penalti sehingga dia mendapat kartu kuning dan terjadi tendangan bebas. Eksekusi Neymar menghadirkan bahaya tetapi Navas bisa menepis bola.

Hanya berselang dua menit, Barca kembali mencetak gol. Kali ini Iniesta yang membuat Madridista tertunduk lesu setelah dia melakukan kerja sama satu-dua dengan Neymar. Setelah menerima umpan datar Iniesta dari luar kotak penalti, Neymar, yang mendapat pengawalan di dalam kotak, melakukan backheel kepada Iniesta yang sambil berlari melepaskan tendangan. Bola meluncur deras ke pojok kiri atas gawang. Barca unggul 3-0.

Messi akhirnya diturunkan pada menit ke-57, menggantikan Rakitic. Si mungil asal Argentina ini menghadirkan ancaman pada menit ke-67, saat melepaskan tembakan menyambut umpan backheel Neymar. Beruntung bagi Madrid, sepakan kaki kiri Messi membentur Varane sehingga bola yang menuju ke pojok kanan gawang terpental keluar.

Madrid mendapat peluang bagus mencetak gol balasan pada menit ke-69 lewat kombinasi Gareth Bale-Ronaldo. Bergerak dari sayap kanan, Bale melepaskan umpan dengan kaki kiri ke dalam kotak penalti, yang disambut Ronaldo. Tinggal berhadapan dengan Bravo, Ronaldo melakukan tendangan tetapi masih bisa dihalau kiper asal Cile itu.

Suarez benar-benar menjadi mimpi buruk Madrid dalam laga ini. Mantan striker Liverpool itu kembali membuat gol pada menit ke-74, setelah lolos dari jebakan offside saat menerima umpan terobosan Jordi Alba. Dia kemudian memperdaya Bravo saat tinggal berhadapan dengan kiper asal Kosta Rika itu.

Terlepas dari garangnya barisan penyerang Barca, penampilan Bravo pun pantas diacungi jempol karena melakukan sejumlah penyelamatan gemilang. Pada menit ke-81, Bravo berhasil menghalau bola sundulan Benzema yang mengarah ke pojok kanan gawang, begitu juga sundulan Ronaldo pada menit ke-89.

Di tengah usaha mengejar defisit empat gol, Madrid justru kehilangan satu pemain setelah Isco langsung diganjar kartu merah pada menit ke-84 karena melakukan pelanggaran keras terhadap Neymar. Gelandang yang masuk menggantikan James Rodriguez pada menit ke-55 ini menghantam lutut Neymar. Beruntung bagi Madrid tak ada gol tambahan hingga laga usai.

Wednesday, November 18, 2015

Lorenzo: Rossi Memang Pandai Bicara

 

Jorge Lorenzo masih belum sepi dari pertanyaan terkait perseteruannya dengan Valentino Rossi musim ini. Maklum,Lorenzo mampu "mencuri" gelar juara Moto GP 2015 dari tangan Rossi pada seri terakhir di Valencia lalu.

Hubungan memanas karena Rossi lempar tudingan jika Lorenzo sudah dibantu pembalap Repsol Honda,Marc Marquez dalam perebutan gelar juara musim ini. Salah satunya, Rossi menuding Marquez sudah kawal Lorenzo di sepanjang balapan di Valencia.

"Rossi memang selalu pandai bicara di depan media. Kadang, dia tak punya alasan tapi dia tetap bicara blak-blakan. Anda harus mengerti ini sebaik mungkin," katanya seperti dikutip situs resmi Moto GP.

"Wajar hubungan saya dengan dia agak menegang utamanya setelah Moto GP Malaysia. Saat itu, kami saling lempar pendapat, situasi tambah panas. Saya pikir kami akan lupakan semuanya dan segalanya kembali normal di masa depan," ujarnya.

 Lorenzo mengatakan dirinya tak pernah melalui musim yang setegang dan seketat Moto GP 2015. Maka itu, dia menangis saat berada di podium. Itu karena,kata dia, seluruh pengorbanan yang sudah diberikannya untuk jadi juara.

"Saat itu, saya sudah menduga Rossi bakal finis di posisi keempat. Jadi saya tahu jika Marquez atau Dani salip saya, saya akan kehilangan gelar juara. Tapi saya tak tahu duo Honda bermasalah dengan ban depan, saya pun akhirnya jadi juara," katanya.

Senggol Marquez, Crutchlow: Biar Dia Tahu Rasa

 

Pada seri-seri sebelumnya, Marc Márquez kerap “memakan korban” hasil gaya membalap agresifnya  tak peduli itu lawan maupun rekan setimnya seperti Dani Pedrosa. Namun di GP Belanda lalu, giliran Márquez yang jadi mangsa.

Di suatu sektor lap terakhir, Márquez yang jadi korban senggolan di mana Cal Crutchlow jadi aktornya. Sadar telah menyentuk ban belakang Márquez hingga nyaris kehilangan keseimbangan, Crutchlow pun sedikit bercanda dengan menyatakan agar Márquez, sesekali harus tahu rasanya disenggol pembalap lain.

“Saya ingin Marc melihat tayangan ulang setelah balapan seperti apa yang dilihat Dani setelah race! Ketika Dani melihat rekamannya lagi, dia pasti berpikir, ‘anak ini (Márquez) gila’. Saya ingin Marc merasakan hal yang sama!,” papar Crutchlow, seperti dikutip Crash, Kamis (4/7/2013).

Namun rider Yamaha Tech 3 itu pun menjelaskan lebih lanjut bahwa sedianya, tak ada niat sama sekali untuknya dengan sengaja menyenggol Márquez. Ketika Crutchlow masih membuntuti, tiba-tiba motor rookie Honda Repsol itu terhenti dan sontak tak sengaja terjadi kontak begitu saja.

“Insiden itu adalah salahnya! Jelas sekali! Saya tidak berniat menekan posisinya. Saya hanya ingin mengerem di tempat yang biasanya, tapi Marc mengalami masalah pada lengannya dan saya bisa lihat itu. Tangannya mengerem terlalu lama dan saya rasa dia tak sadar betapa kencangnya dia mengerem motornya,” tambah pembalap asal Inggris itu.

“Saya mendekatinya dengan kecepatan tinggi, pengereman straight-line sudah seperti prosedur yang biasa saya jalankan ketika motor dalam kecepatan tinggi. Jadi saat saya membelok, Marc berhenti di tengah-tengah belokan,” lanjut Crutchlow.

“Mungkin insiden itu tak separah Marc dan Dani di Barcelona. Tapi terlepas dari itu, saya rasa balapan macam itu menyenangkan. Saya pikir, semua orang ingin melihatnya. Saya yakin jika hasilnya berbeda, apa yang kami rasa saat ini pun akan berbeda, tapi itu jadi hal lain,” pungkasnya.

Monday, November 16, 2015

Lorenzo Yakin Hubungannya dengan Rossi Akan seperti Biasa Lagi

 

Setelah bersaing sengit di MotoGP 2015, Jorge Lorenzo yakin hubungannya dengan Valentino Rossi akan kembali seperti biasa seiring dengan perjalanan waktu. Sebelum memastikan mahkota juara kelas primer grand prix musim ini, Lorenzo harus bersaing ketat dengan Rossi yang notabene juga merupakan rekan setimnya sendiri di Movistar Yamaha.

Rivalitas panas itu bukan cuma tercermin di atas lintasan tetapi juga merembet keluar lintasan, secara khusus di pengujung musim. Rossi sempat menuding Marc Marquez dari Repsol Honda berusaha menghambat usahanya juara dan lebih suka Lorenzo yang jadi kampiun. Situasi memanas di seri MotoGP Malaysia ketika Rossi terlibat insiden langsung dengan Marquez. Saat itu Marquez terjatuh dari motor dan Rossi pada prosesnya dijatuhi hukuman start paling belakang dalam balapan pamungkas di Valencia.

Insiden itu turut memunculkan perdebatan panjang antara kubu Rossi dan Marquez. Tetapi Lorenzo kemudian secara terbuka juga sempat mengkritik Rossi, bahkan ikut maju ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) saat rekan setimnya itu berupaya naik banding.  Setelah balapan penutup musim di Valencia tuntas dihelat, dengan Lorenzo mengunci titel MotoGP 2015, tensi juga masih tinggi karena Rossi menuding Marquez sudah "mengawal" Lorenzo menuju takhta juara.

Hal itu tak ayal menghadirkan spekulasi mengenai bagaimana relasi Lorenzo dan Rossi di Movistar Yamaha musim depan, walaupun keduanya sudah menegaskan masih ingin tetap berada di tim tersebut apalagi mereka sama-sama masih terikat kontrak untuk musim depan. Dalam petikan wawancaranya dengan MotoGP.com, Lorenzo kemudian juga meyakini bahwa hubungannya dengan Rossi akan mendingin seiring dengan waktu sehingga tidak lagi sepanas saat ini.

"Valentino selalu amat pintar bicara dengan media dan terkadang Anda tak mengerti benar alasannya, tapi ia sudah mengatakan opini-opininya. Anda harus berusaha memahaminya," kata Lorenzo.

"Wajar saja relasi menjadi sedikit tegang (antara pesaing dalam perebutan gelar) dan terutama setelah Sepang, ketika ia mengatakan opininya dan saya pun melakukan hal serupa, jadi situasinya sedikit lebih tegang. "Saya pikir pada akhirnya masa lalu akan terlupakan dan segalanya di masa depan jadi biasa lagi," ucapnya.

Mobil sport rotary terbaru Mazda RX-9 ditenagai twin turbo



Setiap kali tersiar kabar tentang mobil sport terbaru buatan Mazda, rasa penasaran selalu menghantui para penggemar mobil sport. Pasalnya, selama ini mobil-mobil sport besutan Mazda selalu ditenagai dengan mesin rotary. Tengok saja sang juara Le Mans Mazda 787B, kemudian si legendaris Mazda RX-7, Mazda Cosmo, juga mobil yang fun tapi ringkih Mazda RX-8.

Kabar akan diluncurkannya mobil sport terbaru dari Mazda, belum lama ini dirilis oleh sebuah media di Australia. Konon mobil tersebut merupakan generasi penerus RX series yang diberi nama Mazda RX-9. Dengan masih belum meninggalkan kebiasaan lama, 2 mesin rotor disematkan oleh Mazda dengan spesifikasi 800 cc untuk setiap mesinnya, sehingga total kapasitas mesin yang dimiliki sebesar 1.600 cc.

Sebagai generasi terbaru dari RX series, mesin yang diusung RX-9 memiliki diferensiasi dan kesamaan dengan mesin yang dipakai Mazda RX-7 yakni mesin 13B-REW. Kesamaannya terdapat pada penggunaan 2 turbo. Hanya saja, jika RX-7 menggunakan turbo konvensional, sedang RX-9 menggunakan dua jenis turbo, yakni turbo konvensional dan turbo elektrik, dengan total tenaga yang dihasilkan mencapai 450 hp.

Bukan tanpa alasan jika Mazda menyematkan turbo pada mobil sportnya. Penggunaan mesin turbo tersebut bertujuan untuk mengatasi kekurangan dari mesin rotary yang cenderung melemah pada torsi bawah – menengah. Pada putaran bawah, turbo elektrik akan bekerja guna membantu mobil berakselerasi, dan disaat putaran semakin tinggi, tugas akan diambil alih oleh turbo konvensional agar kecepatan mobil semakin kencang.

Mazda RX-9 tersebut menurut rencana akan menjadi salah satu mobil konsep yang akan dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show 2015. Namun, kapan saatnya masuk ke jalur produksi, hingga kini masih belum ada informasi resmi dari pihak Mazda. Hanya saja, kuat dugaan akan diproduksi secara massal pada tahun 2017, bertepatan dengan peringatan setengah abad mesin rotary.

Sunday, November 15, 2015

Stoner Gabung Kembali ke Ducati, Ini Tanggapan Honda

 

Berita MotoGP Terbaru. Rumor mengenai kembalinya pembalap legenda MotoGP, Casey Stoner ke lintasan MotoGP, akhirnya sampai juga ke telinga Honda. Team Principal Repsol Honda sekaligus Communications and Marketing Director Honda Racing Corporation (HRC), Livio Suppo mengaku rela jika Stoner memilih Ducati sebagai tim yang akan dibelanya dan memilih tidak memperpanjang kontrak dengan Honda tahun depan.

“Seperti rider atau test rider lain yang kontraknya habis, itu terserah pada Casey (Stoner) untuk mengevaluasi setiap penawaran yang datang. Pihak kami sendiri sudah menawarkan lanjutan kerjasama, namun kami dapat memahami ketertarikan Ducati kepada rider yang memberi mereka gelar tunggal. Apapun yang terjadi nanti, kami ikhlas,” kata Suppo.

Seperti kita ketahui bersama jika pada musim ini, Stoner sempat meminta kepada Honda untuk menggantikan posisi Dani Pedrosa di motoGP seri Austin dan Argentina. Namun hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh tim Honda. Selain itu, Stoner sendiri juga sempat mengalami kecelakaan di Suzuka 8 Hours ketika membela panji Honda pada Juli silam. Tetapi Suppo yakin kalau kedua peristiwa ini bukan alasan utama Stoner mempertimbangkan tawaran Ducati.

Sebelumnya, beredar kabar kalau Sporting Director Ducati, Paolo Ciabatti, telah melakukan pendekatan intens kepada Stoner. Juara MotoGP 2007 dan 2011 itu ditawari sebagai test rider dan bisa mengaspal di sejumlah seri musim depan dengan privilege wildcard. Sebelumnya, Casey Stoner memang pernah membela pabrikan asal Italia ini dan berhasil menjadi juara pada 2007 silam.

Valentino Rossi Mulai Mengambil Ancang-ancang Bidik Gelar Juara di Musim 2016



 Valentino Rossi mengungkapkan bakal coba memburu titel juara dunia lagi pada musim depan, lantaran merasa kompetitif tahun ini. Itulah ancang-ancang Rossi usai gagal meraih gelar juara di musim yang diselimuti isu panas. “Sekarang cerita yang berkembang ini sangat panas, tapi sesungguhnya untuk musim depan hal-hal lain akan penting, terutama soal motivasi untuk mencoba memburu gelar lagi. Saya tidak terlalu khawatir soal tahun depan,” kata Rossi dikutip Crash.

Seperti diketahui, Rossi gagal menjadi juara dunia MotoGP, setelah hanya menempati posisi empat di GP Valencia, sementara Jorge Lorenzo yang jadi rivalnya finis pertama.Kemenangan Lorenzo di GP Valencia, sendiri masih menjadi perbincangan panas, mengingat dia dianggap mendapatkan bantuan dari Marquez. Marquez yang dikenal agresif dan kerap tampil ngotot, sepanjang balapan melaju tanpa melakukan manuver apapun meski hanya berjarak 0,2 detik dari Lorenzo.

Isu ini diyakini sedikit banyak akan memengaruhi persaingan gelar juara dunia di musim 2016 nanti. Tapi Rossi melihat ada hal-hal lain yang lebih menjadi perhatiannya, termasuk motivasi dalam dirinya untuk kembali bersaing dalam perebutan gelar. “Maksudnya, cerita ini tidak mengubah rencana saya. Saya berencana untuk melakukan balapan dua musim dan rasanya tahun ini saya kompetitif. Saya melakukan pekerjaan yang bagus. Jadi saya bisa mencoba melanjutkannya tahun depan,” imbuhnya.

Musim depan dengan usia yang menginjak 37 tahun, jelas ada tantangan terbesar dari Rossi, mulai dari faktor fisik sampai mental. Ada dugaan tahun depan akan jadi tahun terakhirnya di MotoGP.
Namun baginya tak akan ada banyak perubahan dari musim ini secara pribadi. Satu hal lain yang justru jadi kekhawatirannya adalah soal perubahan ban dari Bridgestone ke Michelin. Soal masa depan, Rossi baru akan memikirkannya seiring musim berjalan.

“Antara 36 dan 37 tahun rasanya tidak terlalu berbeda. Jadi tahun depan saya bisa mencoba kurang lebih sama, tapi itu akan sangat tergantung pada motivasi dan terutama kecocokan Yamaha dengan ban Michelin. Tapi sungguh, tahun depan akan jadi kisah yang lain. Saya akan mencoba seperti biasanya dan setelah itu saya akan memutuskan (soal kelanjutan di musim 2017),” demikian dia.

Andrea Iannone Pilih Batalkan Operasi demi Persiapan untuk MotoGP 2016

 http://www.cucupoker.com

 Pebalap Ducati, Andrea Iannone, memutuskan tidak menjalani operasi pada bahu kiri demi menjaga fokus persiapan untuk MotoGP 2016. "Saya tidak mengalami gangguanserius pada bahu kiri dan hasil paruh kedua musim juga positif," kata Iannone dalam laman Motorsport.com.

Pebalap Italia tersebut mengalami dislokasi bahu kiri saat terjatuh pada sesi uji coba di Sirkuit Mugello (Italia), Mei lalu. Sekitar empat bulan kemudian, Iannone terjatuh saat berlatih lari jelang GP Aragon. Kejadian tersebut kembali melukai bahu kirinya. Ketika itu, pebalap 26 tahun tersebut mengatakan akan menjalani operasi setelah musim 2015 selesai. Dia dijadwalkan naik meja operasi pada Selasa depan.

Namun, Iannone berubah pikiran setelah mengetahui bahwa masa pemulihan akan memakan waktu tiga bulan, yang berarti dia akan kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan persiapan jelang musim baru.

"Mungkin dalam beberapa tahun di depan saya harus menjelanai operasi, tetapi sekarang saya tidak ingin mengambil risiko mengawali musim baru dengan masih dalam proses pemulihan," ujar Iannone.

"Jadi, saya memutuskan untuk menundanya dan fokus pada persiapan selama musim dingin untuk menguatkan otot-otot di sekitar bahu kiri saya," katanya menambahkan.

Meskipun mengalami cedera, Iannone tidak pernah absen sepanjang musim 2015. Dia gagal finis tiga kali dan menutup musim dengan berada di peringkat kelima klasemen akhir.

Friday, November 13, 2015

Lorenzo Memahami Kondisi Psikologis Valentino Rossi


Juara dunia MotoGP musim ini, Jorge Lorenzo coba memahami kondisi psikologis Valentino Rossi yang menyalahkan Marc Marquez atas kegagalannya meraih gelar juara dunia. Lorenzo merasa, dia juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi pembalap veteran Italia itu.

Rossi menumpahkan kekecewaannya pada Marquez usai seri pamungkas di Valencia, akhir pekan lalu. Marquez dituding tampil setengah hati lantaran sama sekali tidak menunjukkan upaya untuk menyalip Lorenzo yang akhirnya keluar sebagai pemenang.

Sebelumnya, kedua pembalap juga sudah terlibat insiden di GP Malaysia yang membuat Marquez terjatuh. Rossi yang dinyatakan bersalah atas insiden tersebut pun harus menerima hukuman yang membuat peluangnya merebut gelar juara dunia menjadi sangat tipis, karena harus memulai balapan di Valencia dari posisi buncit. 

Hukuman itu membuat perjuangan keras Rossi yang berhasil finis di posisi empat menjadi sia-sia. The Doctor gagal meraih gelar juara dunia ke-10 nya lantaran tertinggal lima poin dari Lorenzo di klasemen akhir pembalap.

"Itu adalah opininya dan harus dihormati. Jika saat itu Anda di posisi Rossi, atau jika saya yang berada di posisi Rossi saat itu, tentu saya akan berpikiran sama," ujar Lorenzo dalam wawancara dengan Sky Sports Italia.

Lebih jauh, Lorenzo juga tidak menyesal atas keterlibatannya dalam friksi antara Rossi-Marquez. Seperti diketahui, Lorenzo sempat mencoba mengganggu proses banding Rossi ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

"Dalam hidup, Anda harus mengambil keputusan. Terkadang itu bagus, terkadang buruk. Soal apakah keputusan yang Anda ambil itu baik atau buruk, itu tergantung dari sudut pandang masing-masing," jelasnya.

"Seperti Rossi yang telah mengekspresikan opininya, itu harus dihormati. Jadi pemikiran atau keputusan yang saya ambil juga harus dihormati," lanjutnya.

"Kami semua manusia, bukan robot. Dan terkadang kami melakukan kesalahan, tapi tetap, apa yang kami lakukan harus dihormati," tandasnya. (Autosport)
 

Ducati Memperbingcangkan Soal Isu Perekrutan Kembali Casey Stoner



Ducati berencana untuk merekrut Stoner kembali sebagai pembalap penguji. Dan juara dunia MotoGP 2 kali tersebut bisa kembali mengaspal lewat sistem wildcard.

Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, menyatakan saat ini masih menunggu perkembangan dalam negosiasi dengan Stoner. Ciabatti tak mau terburu-buru untuk mengikat Stoner mengingat kontraknya di Honda belum habis.

"Sangat terhormat bisa bekerja lagi dengan Casey.  Kami mendekatinya agar tahu apa yang dia pikirkan soal masa depan. Mari kita lihat perkembangannya," kata Ciabatti.

Ada alasan khusus mengapa Stoner dipilih oleh Ducati sebagai pembalap penguji. Ciabatti menilai joki asal Australia tersebut memiliki ikatan kuat dengan Ducati.

Ya, Stoner merupakan pahlawan bagi Ducati.  Dia adalah satu-satunya pembalap yang berhasil mengantarkan Ducati menjadi juara dunia.

"Casey adalah pahlawan bagi semua fans Ducati. Dia membawa gelar yang banyak di setiap balapan. Seperti yang saya bilang, Ducati sangat terhormat bisa merekrut Stoner sebagai brand ambassador dan pembalap penguji spesial," tutur Ciabatti seperti dilansir Cycleworld. Stoner memutuskan untuk pensiun dini dari gelaran MotoGP. Dia pensiun di akhir musim 2012, saat usianya masih 27 tahun. (one)

Hamilton Apes, Rosberg Tercepat di FP3 GP Kanada





Kejutan terjadi di free practice atau sesi latihan bebas terakhir Formula 1 (F1) GP Kanada, Sabtu 6 Juni 2015. Duo Mercedes mengalami nasib yang berbeda pada sesi ketiga ini.

Dalam latihan bebas yang berlangsung di Sirkuit Gilles Villeneuve, Rosberg berhasil melahap 17 putaran hingga akhirnya mencatatkan waktu terbaiknya 1 menit 15.660 detik. Posisi kedua ada Kimi Raikkonen dari Ferrari dengan waktu 1 menit 16.233 detik.

Posisi tiga besar ditutup oleh pembalap Lotus-Mercedes, Romain Grosjean. Sesi terakhir pada latihan bebas GP Kanada ini cukup memberikan kejutan hingga pengawas balapan sempat mengibarkan bendera merah sebanyak dua kali.

Itu juga yang membuat Lewis Hamilton tak bisa meraih hasil sebaik rekannya di Mercedes. Usai sempat melebar di putaran awal, juara bertahan itu harus terganggu dengan bendera merah karena Felipe Nasr menabrak dinding.

Dalam laporan Motorsport, pembalap asal Brasil itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit dan puing-puing dari mobilnya segera dibersihkan dari lintasan. Ketika akan mencari waktu terbaiknya, Hamilton kembali terganggu dengan mogoknya mobil Jenson Button di tengah jalan.

Alhasil, 11 menit waktu tersisa di sesi kali ini tak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Hamilton hingga harus puas menjadi juru kunci dengan 1 menit 21.492 detik. Padahal, Hamilton berhasil menjadi yang tercepat di dua sesi sebelumnya.

Walaupun di sesi kedua di sempat mengalami masalah pada mobilnya dengan keluar jalur karena hujan yang turun cukup deras. Para pembalap akan kembali turun ke lintasan guna melakukan sesi kualifikasi pada pukul 00.00 atau Minggu dini hari.

Berikut hasil lengkap FP3 F1 GP Kanada:

1. Nico Rosberg GER Mercedes-Mercedes 1m 15.660s
2. Kimi Raikkonen FIN Ferrari-Ferrari 1m 16.233s
3. Romain Grosjean FRA Lotus-Mercedes 1m 16.772s
4. Valtteri Bottas FIN Williams-Mercedes 1m 16.914s
5. Sergio Perez MEX Force India-Mercedes 1m 16.993s
6. Daniil Kvyat RUS Red Bull-Renault 1m 17.021s
7. Felipe Massa BRZ Williams-Mercedes 1m 17.122s
8. Sebastian Vettel GER Ferrari-Ferrari 1m 17.197s
9. Carlos Sainz Jr ESP Toro Rosso-Renault 1m 17.396s
10. Pastor Maldonado VEN Lotus-Mercedes 1m 17.573s
11. Marcus Ericsson SWE Sauber-Ferrari 1m 17.578s
12. Nico Hulkenberg GER Force India-Mercedes 1m 17.876s
13. Daniel Ricciardo AUS Red Bull-Renault 1m 17.892s
14. Felipe Nasr BRZ Sauber-Ferrari 1m 18.446s
15. Jenson Button GBR McLaren-Honda 1m 18.473s
16. Max Verstappen NED Toro Rosso-Renault 1m 18.492s
17. Will Stevens GBR Manor Marussia-Ferrari 1m 19.822s
18. Fernando Alonso ESP McLaren-Honda 1m 19.874s
19. Roberto Merhi ESP Manor Marussia-Ferrari 1m 20.231s
20. Lewis Hamilton GBR Mercedes-Mercedes 1m 21.492s

Thursday, November 12, 2015

Honda Civic Generasi ke-10 Bermesin Turbo




Honda akhirnya resmi memperkenalkan Civic generasi kesepuluh di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Rabu (16/9/2015). Perubahan terbaru ini disebut paling radikal yang pernah dikerjakan Honda buat Civic, membuat model terlaris di AS ini jauh beda seperti model lama.

Tujuan besar desain baru menyadur karakter sporty ciri khas Civic, tapi disematkan dengan cara lain. Bodinya sekarang lebih lebar 5 cm tapi lebih rendah 2,5 cm, arsitekturnya dibangun di atas wheelbase lebih panjang 3 cm dari sebelumnya.

Wajah Civic sekarang mengikuti alur sang kakak, Accord. Gril melebar dengan lampu depan plus daytime running light. Semua lampu menggunakan teknologi LED sebagai spesifikasi standar termasuk di belakang.


Hal menarik dari generasi ke-10 Civic bukan hanya penampilan tapi juga sumber penggerak di bawah kap mesin. Honda memberikan pilihan mesin bensin 1.5L turbocharger dan 2.0L. Autoguide, menjelaskan, Mesin 1.5L turbocharger  punya tenaga 174 tk dan diklaim terbaik di kelasnya. Kemampuan itu bahkan di atas mesin 2.0L bertenaga 158 tk yang dikatakan sebagai basis mesin produksi terkuat pada Civic.

Mendukung tenaga, kemampuan manuver Civic diperbaiki. Kadarnya 25 persen lebih baik dibanding sebelumnya dibantu pemangkasan bobot sampai 30 kg. Rasio tenaga telah diubah dan dilengkapi rem cakram di keempat roda, serta handling assist brake-torque.

Bodi yang membesar menambah ruang kaki di kabin untuk penumpang belakang. Hiburan disokong layar 7 inci dengan tampilan high definition yang bisa terintegrasi dengan Apple CarPlay dan Android Auto.

Franck Ribery Optimistis Akan Segera Pulih dan Kembali Bermain




Gelandang Bayern Muenchen, Franck Ribery, mengatakan bahwa dalam waktu dekat dirinya sangat yakin sudah bisa kembali bermain seperti sebelumnya. Meski pemain asal Prancis itu tidak akan memaksakan diri.


Ribery telah absen sejak Maret 2015 karena cedera pergelangan kaki. Musibah tersebut ia dapat ketika menghencurkan Shakhtar Donetsk dengan skor 7-0 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions musim 2014-15.

Ribery menyebut bahwa sejak mendapatkan cedera tersebut hingga saat ini merupakan masa-masa terberat di dalam karier sepak bolanya. Tetapi pemain berusia 32 tahun itu tetap optimistis kariernya akan kembali berjalan.

"Ini telah menjadi masa-masa paling sulit di dalam karir saya. Sangat sulit ketika Anda tidak tahu kapan dan bagaimana semua hal berjalan untuk bisa kembali bangkit. Namun, jangan khawatir karena saya akan kembali menjadi diri saya yang dulu dalam waktu dekat," kata Ribery kepada majalah Kicker.

"Saya merasa sangat baik. Saya masih bisa merasakan pergelangan kaki saya sedikit, tapi ketika melakukan pemanasan saya tidak merasakan apa-apa lagi," ungkapnya. Ribery baru-baru ini telah kembali berlatih ringan dan menegaskan bahwa dia tidak akan memaksakan diri untuk bermain lagi sampai kondisinya benar-benar pulih 100 persen.

"Pertama, tubuh saya harus kembali membiasakan diri pengerahan tenaga. Karena memakai gips, saya telah kehilangan banyak otot dan itu juga karena istirahat panjang," sebut Ribery.

"Anda harus menghadapi segala hal secara perlahan. Akan lebih baik jika bisa kembali berlatih penuh dalam dua atau tiga pekan kedepan untuk kembali merasa sebagai bagian dari tim, tertawa bersama rekan-rekan, dan bersenang-senang. Saya sudah sangat merindukan semua itu," lanjutnya.

Ahsan Mengatakan Kami Kalah karena Kesalahan Kami Sendiri




Setelah bertanding selama 43 menit, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan harus mengakui keunggulan Wang Yilv/Zhang Wen (China) pada babak kedua China Terbuka di Fuzhou, Kamis (12/11/2015).


Ahsan/Hendra memimpin lebih dulu dengan memenangi gim pertama. Namun, mereka tak bisa menemukan permainan terbaik pada dua gim berikutnya dan akhirnya kalah 21-15, 11-21, 14-21.
"Pada gim pertama, mereka mungkin masih mencoba-coba karena kami belum pernah bertemu sebelumnya," kata Ahsan, usai pertandingan.

"Namun, yang yang paling mencolok sih karena kesalahan kami sendiri. Jadi, kami bukan mati karena dibunuh, tetapi karena bikin salah, banyak out," ucap Ahsan menambahkan. Hendra juga mengakui bahwa mereka memang lebih banyak melakukan kesalahan sendiri. Pada gim ketiga, mereka bermain terburu-buru yang justru jadi kerugian.

"Mungkin karena ingin menang, jadinya kurang bisa mengontrol permainan. Harusnya kami bisa meminimalisir kesalahan," kata Ahsan lagi. Ahsan/Hendra turun di turnamen level superseries premier ini dengan status sebagai unggulan kedua. Kekalahan mereka bukanlah satu-satunya kejutan di nomor ini.

Unggulan pertama asal Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong juga gagal menembus perempat final. Lee/Yoo kalah dari pasangan China lainnya, Li Junhui/Li Yuchen, 21-18, 18-21, 21-23.

Wednesday, November 11, 2015

Nyamai Rekor Valentino Rossi, Marquez Bawa Pulang BMW M6



Marc Marquez akhirnya bisa menyamai rekor Valentino Rossi. Bukan berapa kali juara dunia MotoGP, tapi tiga kali sebagai pengumpul poin kualifikasi terbanyak dalam satu musim. Selain Rossi, rekor Marquez juga persis seperti perolehan Casey Stoner. Namun bedanya, Marquez adalah orang pertama yang melakukannya berurutan.

Gelar perdana Marquez didapat saat mendebut di kelas elite pada 2013 sebagai rookie. Gelar yang sama berlanjut pada 2014 dan 2015. Tahun ini ia delapan kali meraih pole position dan mengumpulkan total 365 poin. Klasifikasi juara ini masuk dalam BMW M Award. BMW M Division telah menjadi rekan MotoGP sejak 2003. Atas prestasi itu The Spaniard diganjar hadiah BMW M6 Convertible dengan spesifikasi spesial.

Model itu satu-satunya yang memiliki kombinasi eksterior cat Frozen Blue Metallic dan pelek 20 inci. Di kabin dilengkapi lapisan kulit Merino “Opal White” dan trim Piano Black.

Di sektor performa, BMW M6 Convertible menggendong mesin V8 4.4L TwinPower Turbo bertenaga 555 tk dan torsi 680 Nm. Perlengkapan lainnya adalah double-clutch transmission with Drivelogic, the M Carbon Ceramic Brakes, Dynamic Damper Control, dan Active M Differential.

Penyerahan hadiah dilakukan akhir pekan lalu di GP Valencia. BMW M6 Convertible diserahkan langsung oleh CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta dan Frank van Meel, President of BMW M Division. Dua tahun sebelumnya, Marquez telah membawa pulang BMW M4 dan BMW M6 Coupe.

Jika Bermain di Inggris, Barcelona dan Madrid di Pastikan Tak Akan Juara"



Bek Barcelona, Gerard Pique, memperkirakan, El Barca dan Real Madrid tidak akan memiliki peluang juara pada musim perdana jika berkompetisi di Premier League. Seandaianya Barcelona atau Real Madrid ke Premier League dalam musim perdana, maka tidak ada peluang memenanginya," kata PIque kepada Telegraph. 
 
Barca dan Madrid merupakan tim terbaik dunia. El Barca menjuarai tiga gelar yakni trofi La Liga, Liga Champions, dan Copa del Rey. Begitu juga dengan Madrid yang merupakan langganan juara La Liga atau Liga Champions. Pique, yang pernah memperkuat Manchester United pada 2004-2008, menilai kekuatan tim Premier League cukup merata. Tim yang dianggap lemah bisa mengejutkan dengan menaklukkan tim kuat.

"Jika Anda pergi ke Stoke atau tipe tim lain, maka akan sangat sulit. Ini perdebatan dan kita bisa menghabiskan berjam-jam untuk membahasnya," tuturnya. "Seandaianya MU atau Chelsea bermain di Spanyol, maka saya akan mengatakan hal yang sama. Tidak ada peluang untuk memenanginya," sambungnya.

Pernyataan Pique ini juga terkait laga persahabatan antara tim nasional Spanyol dan Inggris di Estadio José Rico Pérez, Jumat (13/11/2015). Sebagai bek, Pique akan berhadapan dengan mantan rekannya di Setan Merah, Wayne Rooney.

"Aku memilih Wayne Rooney karena dia adalah salah satu pemain terbaik Inggris dalam sejarah," ujarnya.

"Dia perlu memenangai gelar penting bersama Inggris. Itu bakal sulit tetapi Anda tidak pernah tahu. Baru-baru ini, dia menjadi pencetak gol terbanyak Inggris. Sebuah rekor penting dan dia tidak lagi muda," lanjutnya. 

Tuesday, November 10, 2015

Lorenzo Mengakui Adanya "Konspirasi Spanyol" Dengan Marques



Tingkah laku Marc Marquez yang dianggap membantu Jorge Lorenzo di "final battle" GP Valencia disebut Valentino Rossi menodai MotoGP. Marquez mengatakan, tuduhan itu tidak benar sebab ia sudah berusaha maksimal. Namun, perbedaan tanggapan datang dari Lorenzo.

Sirkuit GP Valencia, Ricardo Tormo, milik para pebalap Spanyol. Selama balapan digelar 30 putaran, posisi tiga besar tidak berubah dari start hingga finis, yakni Lorenzo dari pole position kemudian menjadi juara, diikuti Marquez dan Dani Pedrosa. Rossi yang harus memulai balap dari urutan akhir berjuang keras sampai akhirnya finis keempat. Aksi ini merupakan yang terbaik dalam karier pebalap berusia 36 tahun itu.

The Guardian memberitakan, Minggu (8/11/2015), Lorenzo memang berharap rekan senegaranya lebih memilih ia yang jadi juara ketimbang Rossi yang berasal dari Italia. Nasionalisme sepertinya juga semakin tinggi sebab balapan terakhir digelar di Spanyol. "Faktanya mereka tahu saya akan mendapatkannya dan mereka Spanish (orang Spanyol) telah membantu saya dan di balapan lain mereka mungkin mencoba apa pun untuk mendahului. Dani bekerja dengan bagus sebab ia bisa saja melakukan aksi gila dalam menyalip. Kami adalah Spanish dan gelar tetap di Spanyol. Jika ini digelar di Italia dengan dua orang Italia di belakang Rossi, kejadian yang sama bisa jadi terjadi," kata Lorenzo.

Ada banyak teori yang beredar selepas GP Valencia. Tidak sedikit juga yang mengatakan terdapat konspirasi antara pebalap Spanyol untuk menyingkirkan Rossi. Kontroversi dimulai dari sindiran Rossi buat Marquez yang sengaja "membuka jalan" buat Lorenzo pada GP Australia. Drama berlanjut ke GP Malaysia. Marquez ngotot duel dengan Rossi, tetapi kemudian terjatuh setelah bagian kanan helmnya menyentuh kaki kiri Rossi. Terakhir, di GP Valencia, "konvoi" tiga pebalap Spanyol mengantar Lorenzo menjadi juara.

Bila Rossi juara dunia musim ini, ia mengoleksi total 10 gelar raja dari semua kompetisi. Prestasi itu pasti susah dikejar pebalap mana pun, termasuk pebalap asal Spanyol. Lorenzo memegang juara dunia lima kali, Marquez empat kali, dan Pedrosa tiga kali. Mungkin penting buat para pebalap Spanyol agar Rossi tidak lagi menambah gelar juara.

Dalam 420 Tikungan, Tidak Sekali Pun Marquez Mendahului Lorenzo



Ada 420 tikungan pada GP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo yang digelar 30 putaran. Namun, tidak sekali pun ban depan Honda RCV213V milik Marc Marquez sejajar dengan ban belakang Yamaha YZR-M1 kepunyaan Jorge Lorenzo.

Kondisi ini dianggap sengaja oleh Valentino Rossi, tetapi Marquez mengatakan sudah berusaha sampai batas maksimal menghalangi Lorenzo untuk finis pertama.

“Sejak start saya selalu fokus karena saya tahu Jorge sangat kuat pada lap pertama dan 20 lap berikutnya sangat sulit untuk mengikutinya, tapi saya bisa mencapai maksimum satu detik di belakang dia,” ujar Marquez, disitat dari Crash.net, Minggu (8/11/2015).

Selama balapan, Lorenzo selalu memimpin diikuti Marquez kemudian Dani Pedrosa. Ketika balapan masih tersisa beberapa putaran lagi, Marquez mengatakan ingin menyerang, tetapi tetap tidak bisa.

“Saya bilang, saya akan menunggu sampai lap berikutnya dan lap berikutnya, Dani tiba untuk mendahului saya dan saya terkesan dengan hal itu, tapi dia melebar dan keluar garis (balap) dan saya berusaha masuk dari dalam untuk mengejar Jorge lagi. Sebab, berada di situasi itu berarti kita kehilangan setengah detik,” kata Marquez.

Pebalap asal Spanyol itu juga mengatakan tidak mau berusaha terlalu keras karena berisiko terjatuh lagi. Ia sudah enam kali jatuh pada musim ini, terakhir terjadi saat insiden dengan Rossi di GP Malaysia. Kerja Marquez mengejar juara GP Valencia tidak kesampaian, Lorenzo akhirnya finis pertama dan dinobatkan menjadi juara dunia musim 2015.

Rossi sebelumnya telah menyindir bahwa pebalap Honda membantu pebalap Yamaha menjadi juara dunia. Marquez dikatakan sebagai pengawal Lorenzo.

Hatem Ben Arfa, Tinggalkan Newcastle United dan Pindah ke Nice Seperti Terbebas dari Neraka.




 Hatem Ben Arfa meluapkan isi hati yang dirasakannya selama berstatus pemain Newcastle United. Ia merasa seperti sudah keluar dari neraka.


"Saya merasa seperti terkunci dalam ruangan gelap tanpa pintu atau sebuah terowongan gelar tak berujung. Saya melihat neraka dan tidak ada solusi untuk masalah saya," kata Ben Arfa.

"Saat itu saya tidak melihat adanya cahaya. Seperti seorang tahanan. Saya berusaha meyakinkan diri sendiri cahaya itu akan kembali dan saya berjalan ke arah yang benar," ujar dia.

Dengan pindah ke Nice pada musim panas ini saya merasa seperti keluar dari neraka," ucapnya.
Kontrak Hatem Ben Arfa bersama Newcastle United dilepas pada Januari setelah mengalami masa sulit di Saint James Park. Namun, kini ia mendapatkan lagi performa terbaiknya di Ligue 1 bersama Nice dengan mencetak tujuh gol dari 13 terakhir musim ini.

Sebelum kembali ke Prancis merasa terbuang dan diasingkan Newcastle. Ya, ia sempat hanya berlatih bersama tim cadangan Peter Beardsley sebelum dipinjamkan ke Hull City selama enam bulan.

Newcastle memutus kontrak Ben Arfa pada Januari 2015. Ia pun memilih untuk pindah ke Nice namun ia tidak bisa bermain hingga Agustus lantaran terkendala regulasi FIFA yang hanya memperbolehkan satu pemain tampil di lebih dari dua klub dalam satu musim.

Bagi Ben Arfa itu adalah masa-masa terburuk dalam kariernya. Juga sebuah penghinaan lantaran diasingkan dan hanya berlatih bersama pemain-pemain berusia 16 dan 17 tahun.

Monday, November 9, 2015

Aksi Menakjubkan Valentino Rossi Gagal Menghalangi Jorge Lorenzo di GP Valencia



Aksi heroiknya di seri pamungkas GP Valencia tak cukup mengantarkan gelar juara dunia MotoGP kembali ke Italia.

Rossi yang memulai balap dari posisi paling buncit langsung berhasil tampil impresif diseri terakhirnya dengan sudah berhasil membalap 8 pembalap setelah lepas start. Setelah itu, tak butuh waktu lama bagi VR46 untuk bisa merangsek ke posisi 10 besar. Di lap ke-10 Rossi sudah berjibaku dengan Pol Espargaro, Aleix Espargaro, dan Andrea Dovizioso untuk perebutan posisi ke empat.

Tepatnya di lap ke-13, Rossi sudah berada di posisi empat besar. Sayang, jarak yang terlalu lebar dengan Pedrosa dengan selisih hingga 11 detik membuat Rossi tak berhasil bergabung dengan tiga pembalap terdepan.

Sementara itu, Lorenzo yang nyaman di posisi pertama dengan kawalan Marc Marquez di posisi kedua berhasil menyudahi balap tanpa ada drama apapun. Lorenzo berhasil menjadi pembalap pertama yang menyentuh garis finis di depan Marquez dan Pedrosa.

Dengan hasil ini, Lorenzo berhasil naik ke puncak klasemen akhir pembalap dengan unggul 5 poin dari Rossi dan mengamankan gelar juara dunia ke-3 nya di kelas para raja.

Sementara itu, hasil finis di urutan ke empat membuatnya gagal meraih gelar juara dunia yang terakhir kali disandangnya pada musim balap 2009. Padahal di musim ini Rossi berhasil tampil super konsisten dengan selalu finis di posisi lima besar selama musim 2015 dan meraih empat kemenangan di sepanjang musim ini.

Sayang, insiden dengan Marquez di Malaysia menjadi antiklimaks Rossi. Bahkan aksi heroiknya di seri pamungkas masih tak cukup untuk menghalangi Jorge Lorenzo meraih tahta pimpinan klasemen yang dipuncakinya dari seri pertama MotoGP musim 2015.

Phak Yamaha kecewa Dengan Lorenzo Karena Ingin Ikut Campur Kasus Rossi Dengan Mrques



Marketing & Communication Manager Yamaha Motor Racing, William Favero menyatakan kekecewaannya terhadap Jorge Lorenzo yang mengajukan intervensi kepada Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) dalam kasus Valentino Rossi dengan Federasi Balap Motor Internasional (FIM).

Menurut rilis resmi FIM, Lorenzo yang mengajukan intervensi tertanggal 2 November 2015, segera ditolak oleh CAS tepat di keesokan harinya. Kepada Sky Sport 24, Favero mengonfirmasi bahwa langkah yang diambil Lorenzo ini di luar persetujuan dari Yamaha Motor Racing.

"Kami tidak paham mengapa Jorge untuk kedua kalinya mencoba memasuki 'kisah' yang tidak menceritkan soal dirinya sendiri. Kami tidak mengerti mengapa ia ingin ikut campur kasus Vale dan Marc Marquez. Kami kecewa karena kali ini Jorge mengambil inisiatif tanpa memberitahu kami lebih dulu," ujar Favero.

Rossi membawa kasus antara dirinya dengan FIM kepada CAS menyusul tiga poin penalti yang ia terima dari Badan Pengawas Balap MotoGP berkat insiden senggolan kontroversialnya dengan Marquez di Malaysia. Kepada CAS, Rossi berharap hukuman ini setidaknya ditunda karena akan mempengaruhi hasil akhir MotoGP 2015.

Menjelang MotoGP Valencia, Spanyol akhir pekan nanti, Rossi berada di puncak klasemen pebalap dengan 312 poin, hanya unggul tujuh poin dari Lorenzo di peringkat kedua.

Valentino Rossi, Marquez, dan Lorenzo Membuat Suana GP Valencia Menjadi Dingin



Tensi di ajang balap MotoGP tengah tinggi selepas seri GP Malaysia yang digelar di Sepang. Insiden Rossi dan Marquez di lap ke-7 membuat banyak kabar panas yang beredar. Saling serang opini antar pembalap pun tak bisa dihindari terkait tindakan Rossi yang sengaja membuat Marquez melebar hingga Marquez terjatuh. Pendapat Rossi tendang Marquez atau opini sebaliknya yang menyebut Marquez sengaja menjatuhkan diri tak mampu dibendung di media ataupun sosial media.

Melihat hal ini, FIM dan pihak Dorna selaku penyelenggara langsung bertindak cepat dengan mengumpulkan seluruh pembalap jelang GP Valencia. Dari pertemuan tersebut diketahui jika pembalap dilarang untuk membahas insiden Sepang selama mengadakan sesi interview dengan wartawan. Hal ini pun terlihat dari aksi para pembalap utama yang kini tengah menjadi sorotan seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez.

Valentino Rossi
Sempat menyebut jika dirinya tak bermaksud menjatuhkan Marquez di Sepang, Malaysia, Rossi juga sempat menyebut Marquez sengaja memperlambat dirinya di Sepang. Namun jelang GP Valencia, Rossi mengaku menyesal telah melakukan aksi tersebut yang membuatnya harus start dari posisi paling buncit di balap akhir pekan nanti.

"Pada akhirnya, sayang (saya tidak) punya pilihan lain, saya hanya menyesal tidak mengikuti garis (balap) normal dan memutuskan untuk melebar, selain hal itu, lebih baik kita berbicara tentang akhir pekan ini," ujar Rossi pada interview yang dia buat dengan beberapa jurnalis hari Kamis (5/11).
Rossi sendiri kini sudah memfokuskan diri untuk balap dan memasrahkan keputusan final terkait insiden di Sepang pada Court of Arbitration for Sport (CAS). "Kita harus menunggu dan melihat apa yang mereka (CAS) putuskan, tapi yang jelas adalah saya harus mulai (balap) di posisi akhir," tambahnya.

"Selain itu Carmelo (Ezpeleta, CEO Dorna) mengatakan kepada kami agar tidak membahas terkait Sepang dan saya juga setuju karena kita menatap balapan lain, seri terakhir, jadi kami mencoba untuk fokus pada target dan memberikan yang maksimum untuk akhir pekan ini." tutup Rossi.

Marc Marquez
Marc Marquez, yang jadi 'korban' dalam insiden #SepangClash dengan Valentino Rossi juga menyatakan jika dirinya belajar banyak dari GP Malaysia dan memilih untuk fokus menghadapi GP Valencia akhir pekan ini. "Itu adalah pengalaman yang sulit dan tidak mudah untuk pembalap di usia 22 tahun, tapi saya pikir hal ini membantu saya di masa depan." ungkap Marc Marquez seperti dilansir Crash (5/11). Sedikit berbicara soal insiden Sepang, Marquez mengaku hal ini membuat pekan setelah GP Malaysia jadi salah satu yang tersulit baginya.

"Jujur, itu telah menjadi salah satu minggu paling sulit dalam hidup saya. Setelah Malaysia saya mencoba untuk melupakan dan berkonsentrasi seratus persen untuk balapan terakhir musim ini, tapi itu tidak berhasil, "katanya. Marquez juga menekankan jika dirinya selalu membalap meraih hasil terbaik untuk dirinya dan tim setiap turun ke lintasan.

"Spirit saya untuk balap akan tetap sama, tidak ada perubahan. Jika saya bisa berduel dengan rekan satu tim, maka saya akan duel dengan rekan satu tim, jika saya harus untuk melawan Jorge, saya akan melawan Jorge dan jika saya harus melawan Valentino, saya akan melawan Valentino, " ungkap Marquez.

Jorge Lorenzo
Lorenzo yang sempat jadi bad boy Yamaha setelah insiden Sepang dengan menyerang Rossi habis-habisan juga mengungkapkan permintaan maaf atas tindakannya di atas podium Sepang. "Soal Sepang saya hanya ingin mengatakan gesture di atas podium merupakan murni kesalahan saya; Saya menyesal dan saya ingin minta maaf untuk itu, terutama untuk orang-orang yang menonton kejadian tersebut di televisi." ujar Lorenzo seperti dilansir Crash (5/11). "Terlepas dari hal tersebut, saya tidak punya apa-apa lagi untuk diucapkan. Saya hanya ingin berkonsentrasi untuk akhir pekan ini." tutup Lorenzo.

Sunday, November 8, 2015

Valentino Rossi Mengatakan Marquez Bertindak sebagai "Pengawal" Lorenzo di GP Valencia

 


Pebalap tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, melontarkan kecaman terhadap apa yang dilakukan pebalap Repsol Honda asal Spanyol, Marc Marquez, pada lomba seri terakhir dalam GP Valencia, Minggu (8/11/2015).

Rossi memulai lomba di Valencia dengan posisi sebagai pimpinan klasemen dan terpaut 7 poin di depan Lorenzo. Namun, ia harus memulai lomba di posisi paling belakang akibat insiden dengan Marquez di GP Malaysia, dua pekan lalu.

Meski begitu, Rossi mampu tampil luar biasa  dan masuk garis finis di urutan keempat, di belakang Lorenzo dan dua pebalap Spanyol lainnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Dalam wawancara dengan media Spanyol, Marca, Rossi menyebut apa yang dilakukan tim Honda sangat memalukan. "Kerja Honda yang luar biasa? Sejak awal, saya tahu mereka akan melakukan itu dan beginilah akhirnya."

Ia bahkan mengejek Marquez bertindak tak ubahnya seperti "pengawal" Lorenzo. "Hal seperti ini belum pernah terjadi, dan sangat memalukan buat olahraga kita. Setidaknya, para penggemar melihat sendiri rencana Marc, dan saya tak mau berkomentar tentang perilakunya ini."

"Saya rasa beberapa bulan lagi ia baru mengerti apa yang dilakukannya telah membuat akhir yang buruk buat kejuaraan (MotoGP) dan sangat mengecewakan."

"Lorenzo layak menyandang gelar juara. Namun, ia bukanlah juara sejati karena telah terjadi hal yang belum pernah terjadi di olahraga ini, dan seharusnya Lorenzo tak senang dengan hal ini."

Strategi Valentino Rossi diSirkuit Balapan Valencia



Harus memulai balap dari posisi paling belakang, buat pebalap manapun bisa dibilang sangat sulit untuk dilakukan. Tapi, bukan Valentino Rossi namanya jika tidak mengupayakan strategi jitu dan kemampuan terbaiknya di lintasan.

"Seseorang mengatakan kalau besok bisa (cuacanya) beda sedikit lebih dingin, itu sedikit lebih baik, dan kami harus melakukan pemanasan untuk memahami jika kita bisa melakukan modifikasi guna meningkatkan akselerasi. Dan setelah kita lihat dan mencoba dengan maksimal," kata Rossi dilansir Crash.net, Minggu (8/11/2015) dini hari.

Meskipun Rossi tidak harus mengalahkan Lorenzo di Valencia untuk meraih gelar ke-10nya, hasil yang diraih The Spaniard sangat mempengaruhi hasil nilai akhir. Rossi tidak boleh finis jauh di belakang Lorenzo jika tetap mau meraih gelar juara.

"Dari Kamis lalu, ketika saya mengetahui tetap harus start dari belakang, kondisnya cukup putus asa. Jadi bagaimana pun, sangat, sangat sulit. Saya cuma harus mencoba maksimal dan mencoba meraih (hasil) balapan bagus sejak start sampai akhir balapan dan kita lihat apa yang terjadi. Sayangnya, ini tidak bergantung sepenuhnya pada kami," kata Rossi.

Jika Lorenzo finis kedua, Rossi harus berada tepat di belakangnya untuk menjadi juara dunia. Namun, jika Lorenzo finis ketiga, Rossi masih bisa juara hanya di peringkat enam. Kalau Lorenzo finis keempat, Rossi cukup menyelesaikan balapan di posisi sembilan.

Berharap Rival

The Doctor kini harus berharap para pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Marc Marquez yang sama-sama memulai balap dari baris terdepan dengan Lorenzo. Berharap kedua pebalap rival ini bisa bertarung dengan Lorenzo memperebutkan podium satu di balapan Valencia.

"Kelihatannya Jorge sangat cepat, tetapi kedua Honda juga cepat. Mereka punya akselerasi bagus. Jadi saya pikir, kalau mereka akan bersaing untuk kemenangan. Tetapi, setelah itu saya tidak tahu apa yang akan terjadi," ucap Rossi.

"Iannone adalah pebalap (posisi) keempat dengan akselerasi, tetapi pada kualifikasi dia cukup kerepotan sedikit dan dia memulai balap dari baris ketiga. Buat saya, untuk posisi keempat, kami minimal harus mengalahkan tujuh sampai delapan motor, dan di posisi ini pebalap semuanya punya akselerasi cukup bagus," kata Rossi.

Strategi Rossi

Lantas, apa yang bakal dilakukan Rossi untuk menggapai hasil balap yang efektif di Valencia, sehingga bisa mengamankan gelar juara dunia?

"Pastinya start dari belakang punya risiko lebih besar dari normal... Untuk berusaha memperbaikinya, saya harus melakukan start bagus, ini akan sangat penting dan setelah mencoba tidak kalah terlalu jauh di lap-lap awal. Balapan ini total 30 lap, jadi kami harus melihat apa yang terjadi dan khususnya bagaimana akselerasi saya nanti," kata Rossi. Rossi terus mengejar gelar juara dunia ke-10, setelah terakhir meraihnya di 2009.

Hebat dan Menakjubkan, Velentino Rossi Melewati 22 Pembalap dalam 12 Lap



Kata-kata "luar biasa" pantas dipatkan oleh pebalap Yamaha Movistar, Valentino Rossi, dalam GP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (8/11/2015).  Kendati harus merelakan gelar juara direbut Jorge Lorenzo, Rossi bertarung fantastis dan finis di posisi keempat. Seperti diketahui, The Doctor harus memulai balapan dari posisi paling akhir atau ke-26, sebagai hukuman atas aksinya saat GP Malaysia, dua pekan lalu.  Rossi ada di belakang 25 pebalap, dan harus mendekati Lorenzo di grid depan.

Saat lampu hijau menyala sebagai tanda balapan dimulai, Rossi langsung melesat merebut posisi ke-16, sebelum tikungan pertama.  Tak menunggu lama, ia mampu menyalip Nicky Hayden di tikungan kedua lap kedua untuk merebut posisi ke-14.  Rossi mengambil posisi Yonny Hernandez di tikungan 8 dan Alvaro Bautista di tikungan 11, masih pada lap kedua.

Pada lap ketiga, Rossi menempati posisi ke-11 setelah melewati Stefan Bradl, dan tak lama kemudian menyalip Michele Pirro.  Andrea Iannone terempas pada lap ini, dan Rossi pun otomatis naik satu posisi ke urutan kesembilan di belakang Bradley Smith.  Lap keenam, Rossi melewati Smith, dan merebut posisi kedelapan melalui pertarungan yang sengit.

Masuk lap ke-11, The Doctor dengan lancar melewati Pol Espargaro dan merebut posisi keenam.Pada lap ke-12,  giliran Aleix Espargaro yang dilewatinya, dan menguasai posisi kelima.  Rossi mulai mendekati Andrea Dovizioso, dan akhirnya merebut posisi keempat.  Rossi melewati 22 pebalap tersebut hanya dalam 12 lap. Sayang, pada sisa balapan, trio Spanyol, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, dan Dani Pedrosa sudah terlalu jauh di depan. 

Saturday, November 7, 2015

Dalam Sesi Latihan Pertama MotoGP Valencia, Marc Marquez Berhasil Jadi yang Tercepat Dengan Catatan 1 Menit 31,250 Detik.




Dalam seri latihan pertama MotoGP Valencia, Marc Marquez berhasil jadi yang tercepat dengan catatan 1 menit 31,250 detik.

Hasil ini, hanya satu detik lebih lambat dari rekor pribadinya saat merebut pole position musim lalu.

Jorge Lorenzo yang mengincar gelar juara ketiga menjadi yang tercepat kedua. Dengan selisih waktu 0,184 detik, Lorenzo yang memilih menggunakan ban ekstra lunak mencatat waktu terbaik di lap 10 dengan 1 menit 31,434 detik.

Rekan satu tim Marquez, Dani Pedrosa, juga mencatat waktu terbaik di lap 10. Dengan catatan 1 menit 31,553 detik, pembalap Spanyol berusia 30 tahun menjadi ketiga yang tercepat.

Andrea Dovizioso yang juga menggunakan ban ekstra lunak di lap terakhir menjadi tercepat keempat dengan catatan 1 menit 31,642 detik.

Rossi yang akan start dari urutan paling belakang finish kelima tercepat. Waktu 1 menit 31,665 detik yang dibuatnya menjadi langkah awal mengenali trek dan motor yang dikendarainya demi merebut gelar juara dunia kesepuluh.

Pol Espargaro dari tim Monster Yamaha Tech 3 menyelesaikan sesi latihan di urutan keenam, di depan Andera Iannone dari tim Ducati yang merebut posisi ketujuh dan Cal Crutchlow dari tim LCR Honda di urutan kedelapan.

Aleix Espargaro (Team Suzuki Ecstar) dan Yonny Hernandez (Octo Pramac Racing) berada di posisi kesembilan dan kesepuluh. Sedangkan Stefan Bradl (Aprilia Racing Team Gresini) dan Danilo Petrucci (Octo Pramac Racing) berada di urutan sebelas dan dua belas.

Marques Tidak Malu Memuji Kehebatan Jorge Lorenzo




Seperti diketahui, pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo keluar sebagai pemenang di seri balap Republik Ceko akhir pekan kemarin. Ia mengalahkan Marc Marquez dan Valentino Rossi, bahkan menjadi pemimpin sementara klasemen GP.

Sebagai pesaing utama, Marc Marquez rupanya tak sungkan mengakui kehebatan dan memuji performa yang ditampilkan Lorenzo. Memang sejak paruh kedua musim dimulai, Marquez dan Lorenzo sudah dua kali bersaing dalam pertarungan sengit untuk memperebutkan posisi sebagai yang terdepan.

Salah satunya ketika keduanya berlaga di GP Jerman, dua pekan lalu. Saat itu, Marquez yang awalnya berada di posisi kedua berhasil menyalip Lorenzo di lap-lap kritis dan merebut posisi pertama hingga akhir balapan. Namun sayang, keberhasilan tersebut gagal diulangi saat berlaga di GP Brno sepekan setelahnya.

Dengan hasil tersebut diakui cukup mengecewakan Marquez. Walau kecewa, juara dunia dua kali itu mengakui Lorenzo pantas mendapatkan kemenangan karena tampil luar biasa.

“Jorge (Lorenzo) sangat cepat di sana (Brno). Dia memiliki kecepatan yang luar biasa dan itu ditunjukkannya saat mencatat waktu lap yang spektakuler dan meraih pole position pada Sabtu kemarin,” ungkap Marquez, seperti dimuat situs MotoGP, Rabu (19/8).

Ditambahkan oleh Marquez, Kami tahu (performa Lorenzo) itu akan berusaha dipertahankan olehnya hingga hari Minggu (sesi lomba).

Curhatan Lorenzo, Marquez, dan Pedrosa Soal Rossi



Berhasil mencatatkan diri sebagai pemecah rekor lap tercepat sekaligus akan memulai balap dari posisi terdepan tak membuat Jorge Lorenzo kurang waspada pada rival utamanya, Valentino Rossi. Meski Rossi harus memulai balap dari posisi terbelakang, bukan berarti ia tidak bisa membawa pulang gelar juara dunia di seri terakhir Valencia, Minggu (8/11/2015).

Rossi masih memimpin di posisi puncak dengan perolehan nilai tujuh poin dan siap menghadapi balapan terakhir di musim ini. Lorenzo percaya kalau apapun bisa terjadi di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, karena merupakan klimaks dari semua seri MotoGP 2015.

"Ya, tentu saja (Rossi bisa meraih juara dunia), dia punya tujuh angka sebagai keuntungan dan di balapan harus diselesaikan, jadi besok kalau ada alasan tertentu, saya tidak bisa finis, Valentino adalah juaranya," kata Lorenzo, dilansir Crash.net, Minggu (8/11/2015) dini hari.

"Pada ajang balap motor semuanya bisa terjadi, terutama di MotoGP dan tentu saja buat saya tidak akan mudah. Karena saya harus finis pertama atau minimal kedua, untuk bisa memastikan gelar juara dunia, karena bagi Valentino memang akan sulit bisa finis lebih baik dari posisi keempat, tetapi bukan hal yang mustahil," ucap pemilik nomor 99 ini.

Alasan ini lantas membuat Lorenzo sadar, kalau sangat penting bagi dirinya untuk tetap bisa cepat di lintasan balap. Selain itu, wajib menjaga konsistensi, dan terpenting tidak melakukan kesalahan.

 Marc Marquez, yang bersenggolan dengan Rossi di Sepang, Malaysia juga menyatakan masih terbuka kemungkinan bagi Rossi meraih gelar juara. Meskipun demikian, sang baby alien mengaku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi nanti di balapan.

"Buat saya, saya percaya di MotoGP dalam beberapa lap saja, Anda bisa di depan dan beberapa balapan sudah terjadi. Valentino start dari posisi kesepuluh dan kedelapan, dan setelah tiga, empat lap, dia sudah ada di belakang pebalap pertama, jadi dia akan ada di sana," ucap Marquez.

Pedrosa

Di sisi lain, Pedrosa merasa kalau keunggulan Rossi dengan tujuh poin di genggamannya akan menjadi faktor penentu utama peraih gelar juara dunia MotorGP 2015.

"Saya pikir, kita bisa berharap kalau besok bisa terjadi apa saja karena kejuaraan ini punya beberapa opsi berbeda dan seperti kata Jorge, dia harus melakukan balapan yang bagus dan finis," kata pebalap berusia 30 tahun ini.

 "Valentino bisa melakukan perbaikan dengan baik dan dia juga cepat, jadi saya pikir dia tetap punya tujuh poin di depan, jadi ini juga berpengaruh," kata Pedrosa.

Thursday, November 5, 2015

Mobil Sport Terbaru Buatan Dubai



Pasar mobil sport terus berkembang di dunia terlepas dari gonjang-ganjing ekonomi yang melanda banyak negara. Mobil sport baru bermunculan dan mobil ini salah satunya. Ini adalah mobil sport buatan Dubai.

Mobil ini adalah mobil buatan produsen mobil sport W Motors. Nama SuperSport dipilih W Motors untuk mobil sport teranyarnya dengan janji kekuatan hingga 754 kW.

CEO W Motors Ralph Debbas mengatakan kalau SuperSport ini akan bersanding dengan mobil sport mereka yang telah lebih dahulu ada yakni Lykan HyperSport. SuperSport memang tidak akan semewah Lykan HyperSport, namun W Motors menjanjikan SuperSport akan memiliki performa yang lebih ganas.

Saat ini Lykan HyperSport dipercaya mampu memproduksi tenaga sampai 559 kW dengan torsi 960 Nm dari mesin twin-turbo berkapasitas 3.7 liter yang membuatnya mampu berakselerasi dari diam sampai 100 km/jam dalam waktu 2,8 detik saja dan mencapai top speed hingga 385km/jam.

"HyperSport adalah mobil yang menakjubkan untuk dikendarai, tapi SuperSport --yang diluncurkan tahun depan-- akan lebih baik sebagai performance car," kata Debbas di The National dan dikutip Car Advice.

"Mobil ini (SuperSport) tidak lebih eksklusif, dan tidak memiliki jahitan emas, berlian, dan layar hologram (seperti HyperSport). (Mobil) ini terutama adalah tentang kekuatan dan kinerja. (Kekuatan mobil) ini akan berada di atas 1000 hp (745kW) dan (beratnya) di bawah 1.200 kg," tambahnya lagi.

Dan karena ini adalah sebuah mobil sport, maka tidak heran kalau W Motors tidak akan banyak memproduksi mobil ini, yakni hanya 25 unit saja dengan perkiraan harga melebihi US$ 3.400.000 atau sekitar Rp 39,23 miliar.